Penerapan Teori dalam Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan Campuran

ANALISIS PENERAPAN MODEL BLENDED LEARNING BERBANTUAN

ZOOM DAN GOOGLE FROM DAN PENGARUHNYA TERHADAP

KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI

REDOKS KELAS X SMA N 11 KOTA JAMBI

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan beberapa masalah, yaitu:

1.     Bagaimanakah penerapan model blended learning berbantuan zoom dan google form pada materi redoks kelas X  SMA N 11 Kota Jambi?

2.    Bagaimanakah pengaruh model blended learning berbantuan zoom dan google form  pada materi redoks dalam meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa kelas X SMA N 11 Kota Jambi?

Penelitian yang Relevan

Penelitian relevan yang dapat mendukung hubungan antara penerapan model blended learning dengan keterampilan berpikir kreatif yaitu, Berdasarkan penelitian Haka, Ellyandhani, Anggoro dan Hamid pada tahun 2020 dengan judul “Pengaruh Blended Learning Berbantukan Google Classroom Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif dan Kemandirian Belajar Pebisnisserta Didik” bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran blended learning berbantukan google clasroom terhadap kemampuan berpikir kreatif dan kemandirian belajar peserta didik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain kuasi eksperimen. Hasil yang didapat dari penelitian menunjukkan bahwa perolehan hasil kemampuan beripikir kreatif kelas eksperimen yang menggunakan model blended learning jauh lebih meningkat dikarenakan perpaduan antara pembelajaran secara online dan tatap muka. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model blended learning dapat berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif para peserta didik dikelas eksperimen.

Selain itu ada juga penelitian lain yang berkaitan dengan judul penelitian ini, yang mana  dilakukan oleh Maryam pada tahun 2018 dengan judul “Pengaruh Blended Learning Berbantuan Microsoft Mathematic Terhadap Kemampuan Bepikir Kreatif” yang mana penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah strategi blended learning berbantuan Microsoft mathematic memberikan pengaruh yang siginifikan terhadap kemampuan berpikir kreatif mahasiswa. Penelitian ini juga merupakan penelitian eksperimen semu. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah strategi blended learning berbantuan microsoft matematic memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan berpikir kreatif mahasiswa, dimana mahasiswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.

Berdasarkan kedua penelitian yang telah dilakukan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran Blended Learning ini memberikan dampak positif bagi keterampilan berpikir kreatif siswa. Karena model blended learning ini merupakan model pembelajaran yang memadukan pembelajaran tatap muka dan tidak tatap muka (online), sehingga belajar pun tidak hanya bisa dilakukan di sekolah saja melainkan dirumah pun mereka tetep bisa belajar dengan arahan guru mereka.

Berkaitan dengan uraian diatas, untuk menciptakan suatu proses pembelajaran yang dapat membantu meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa serta memberikan kesempatan bagi siswa untuk merasakan pengalaman belajar yang baru, efektif dan efisien  serta mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar dengan menggunakan model pembelajaran Blended Learning.

Teori Belajar Terhadap Model Pembelajaran Blended Learning

       Model pembelajaran blended learning  merupakan model pembelajaran dengan menggabungkan beberapa metode mengajar yang dapat memberikan pengalaman baru yang paling efektif serta efisien. Gabungan metode mengajar yang dimaksud adalah gabungan dari teknologi yang digunakan untuk menunjang pembelajaran contohnya aplikasi zoom dengan pengajaran secara tatap muka yang dilakukan oleh guru dan aplikasi google form yang digunakan untuk menunjang pembelajaran virtual/non face.

    Model blended learning  memiliki landasan teori belajar konstruktivisme  yang mana pelaksanaannya bisa dilakukan dengan harapan teori belajar ini dapat membantu siswa menemukan dan mentransfer sendiri informasi-informasi yang bersifat kompleks, mengecek informasi yang baru dengan menggunakan aturan-aturan lama yang harus mereka revisi sendiri apabila aturan-aturan tersebut tidak sesuai lagi untuk digunakan. Untuk siswa diharapkan agar dapat memahami dan menerapkan pengetahuan dengan sungguh-sungguh, mereka juga harus bekerja untuk memecahkan atau menyelesaikan masalah, menemukan sesuatu yang dapat membantu diri mereka sendiri, dan berusaha mendapat dengan susah payah semua ide-ide tersebut. Hal ini sejalan dengan model pembelajaran blended learning yang memberikan kesempatan siswa memegang kendali secara mandiri untuk keberhasilan belajar mereka dengan menggunakan teknologi yang sudah ada (Lubis, 2016).

    Model pembelajaran blended learning ini memiliki landasan lain yaitu teori belajar kogintif. Dimana teori kognitif digunakan pada pembelajaran yang merupakan proses internal yang mencakup segala ingatan, pengolahan informasi, retensi, emosi dan aspek kejiwaan yang tidak bisa diamati secara langsung. Teori belajar kognitif menekankan belajar itu sebagai suatu struktur pengetahuan yang dapat diorganisir. Prinsip pembelajarannya bisa dirancang guna memfasilitasi setiap proses yang akan diidentifikasi oleh teori pemrosesan informasi tersebut. Teori belajar kognitif sudah memberikan sebuah kerangka kerja yang mana pembelajaran berpusat kepada peserta didik (Asmendri dan Sari, 2018).

     Berkaitan dengan adanya uraian teori diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran blended learning ini dilaksanakan berdasarkan pada teori konstruktivisme dan teori kognitif  karena memiliki tujuan yang sama yaitu dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memegang kendali secara mandiri atas keberhasilan belajar dan memberikan kerangka kerja yang akan berpusat pada peserta didik.

Komentar

  1. Perkenalkan nama saya Wulan Sari Bakara dengan Nim RSA1C117008
    Disini saya ingin memberikan pertanyaan kepada saudari iga , yaitu dari penelitian relevan yang telah dijelaskan apa yang menjadi acuan anda dalam mengambil model pembelajaran tersebut,apa goals yg ingin dicapai,dan menurut anda apa yang akan menjadi letak kesulitan anda dalam melakukan penelitian nantinya . Baiklah demikian pertanyaan saya
    Terimakasih

    BalasHapus
  2. Baiklah, terima kasih atas pertanyaan yang telah diberikan. Saya akan coba menjawab pertanyaan dari saudari wulan. Mengapa saya mengambil model pembelajaran blended learning karena mengikuti situasi dan kondisi di masa pandemi sekarang ini model pembelajaran blended learning dinilai mampu memberikan inovasi belajar pada masa pandemi sekarang ini. Dimana model blended learning merupakan pengkombinasian pembelajaran tatap muka dan e-learning. Dalam hal ini mampu meningkatkan kualitas pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran agar lebih baik dan menarik tentunnya juga dapat meningkatkan keterampila berpikir kreatif siswa. Kesulitan yang mungkin terjadi dalam melakukan penelitian ini bisa saja terletak pada pemahaman siswa yang dituntut untuk belajar mandiri. Dimana perlu adanya komposisi yang tepat digunakan untuk mengelola strategi belajar secara offline, online dan tatap muka.

    BalasHapus

Posting Komentar