Kimia Organik adalah percabangan studi ilmiah dari ilmu kimia
mengenai struktur, sifat, komposisi, reaksi dan sintesis senyawa organik.
Definisi kimia organik yang sesungguhnya berasal dari organisme hidup, tapi
telah dibuktikan bahwa ada beberapa pengecualian. Senyawa organik adalah
golongan besar senyawa kimia yang molekulnya mengandung karbon, kecuali
karbida, karbonat, dan oksida karbon. Studi mengenai senyawa organik disebut
kimia organik. Banyak diantara senyawaan organik, seperti protein, lemak, dan
karbohidrat merupakan komponen penting dalam biokimia. Senyawa induk untuk
semua senyawa orgnaik adalah hidrokarbon, yaitu alkana (mengandung ikatan
tunggal), alkena (mengandung ikatan rangkap karbon-karbon), alkuna (mengandung
ikatan rangakap tiga karbon-karbon), dan hidrokarbon aromatik (mengandung cicin
benzena). Ikatan karbon-karbon dan ikatan karbon-hidrogen adalah umum untuk
semua senyawa organik. Faktanya ikatan-ikatan ini tidak mempunyai peranan
penting dalam senyawa organik. Hal sebalinya terjadi pada ikatan karbon dengan
atom lain yang menimbulkan kereaktifan dalam suatu struktur organik. Kedudukan
kereaktifan ini dalam suatu molekul disebut gugus fungsi. Senyawa dengan gugus
fungsi yang sama cenderung mengalami suatu reaksi kimia yang sama (Fessenden
dan Fessenden, 1989).
Dalam kimia
organik, banyak reaksi yang dapatterjadi yang melibatkan ikatan kovalen di
antara atom karbon dan heteroatom lainnya seperti oksigen, nitrogen, atau
atom-atom halogen lainnya. Dasar bagi berbagai jenis reaksi kimia organik
adalah reaksi adisi, reaksi eliminasi, reaksi subtitusi, reaksi
perisiklik, reaksi penataan ulang, reaksi fotokimia dan reaksi redoks. Dalam
kesempatan kali ini saya akan membahas tentang Mekanisme Reaksi Subtitusi
Nukleofilik SN2.
Reaksi Subtitusi
merupakan reaksi yang melibatkan penggantian atom atau gugus atom pada molekul
dengan atom atau gugus lainnya. Reaksi subtitusi umumnya terjadi pada senyawa
jenuh (tunggal) tanpa terjadi perubahan ikatan karakteristik (tetap jenuh).
Suatu reaksi subtitusi terjadi bila sebuah atom atau gugus yang berasal dari
pereaksi menggantikan sebuah atom atau gugus dari molekul yang bereaksi.
Subtitusi dapat terjadi pada karnon jenuh maupun tidak jenuh. Terdapat dua
jenis reaksi substitusi organik yaitu Reaksi Subtitusi nukleofilik dan Reaksi
Subtitusi elektrofilik.
Contoh reaksi subtitusi:
- Pembuatan alkil halida dari alcohol, gugus -OH oleh
atom halogen.
- Pembuatan alkil halida dari alkane, atom H diganti oleh atom halogen.
Reaksi Substitusi Nukleofilik Pada
Alkil Halida
Alkil halida adalah turunan hidrokarbon di mana satu atau
lebih hidrogennya diganti dengan halogen. Tiap-tiap hidrogen dalam hidrokarbon
potensi digantikan dengan halogen, bahkan ada senyawa hidrokarbon yang semua
hidrogennya dapat diganti.
Substitusi Nukleofilik (SN):
Penggantian atom atau gugus dari suatu molekul atau nukleofil.
Nukleofil: spesiesyang mempunyai
atom dengan orbital terisi 2 elektron (pasangan elektron)
Substitusi Elrktofilik
(SE): Pada umumnya terjadi pada senyawa aromatk, sedangkan pada alifatik sangat
jarang secara umum persamaan reaksi sebagai berikut:
Reaksi Substitusi
Nukleofilik (SN)
Suatu nukleofil (Z:)
menyerang alkil halida pada atom karbon hibrida-sp3 yang mengikat halogen (X),
menyebabkan terusirnya halogen oleh nukleofil. Halogen yang terusir disebutnya
gugus pergi. Nukleofil harus mengandung pasanganelektron bebas yang digunakan
untuk membentuk ikatan baru dengan karbon. Hal ini memungkinkan gugus pergi
terlepas dengan membawa pasangan elektron yang tadinya sebagai elektron ikatan.
Ada dua persamaan umum yang dapat dituliskan:
Contoh dari
masing-masing reaksi adalah:
Mekanisme Reaksi
Substitusi Nukleofilik SN2
Dalam mekanisme ini, salah satu ikatan terputus dan satu ikatan
lainnya terbentuk secara bersamaan,dengan kata lain dalam satu tahapan reaksi.
karena dua spesi yang bereaksi terlibat dalam suatu tahapan
yang lambat (tahap penentuan laju reaksi), hal ini mengarah pada nama substitusi nukleofilik
(bi-molekular) atau SN2, jenis mekanisme utama lainnya SN1. Reaksi SN2 sering kali terjadi pada pusat karbon sp3 alifatik dengan suatu gugus pergi yang bersifat stabil dan
elektronegatif, menempel padanya (terkadang ditulis X), yang biasanya adalah
suatu atom halida. Pemutusan ikatan C-X dan pembentukan ikatan baru (terkadang
ditulis C-Y atau C-Nu) terjadi secara simultan melalui suatu keadaan transisi
di mana suatu karbon yang menjadi target serangan nukleofilik adalah
pentakoodinat, dan kira-kira terhibridisasi sp2.
Substitusi nukleofilik pada karbon
Mekanisme SN2
Penyerangan nukleofil
pada karbon berlangsung 180 derajat terhadap gugus pergi, karena hal tersebut
menyediakan
tumpang-tindih terbaik antara pasangan elektron sunyi pada nukleofil da orbital
anti-ikatan C-X o*. Gugus pergi kemudian mendorong pada sisi berlawanan dan
produk terbentuk melalui inversi pada geometri tetrahedral pada atom
pusat. Sebagai contoh reaksi
SN2, penyerangan Br- (nukleofil) pada suatu etil klorida (elektrofil)
menghasilkan etil bromida, dengan klorida lepas sebagai gugus pergi:
Penyerangan pada SN2
dapat terjadi jika rute sisi belakang penyerangan tidak terdapat halangan
sterik oleh substituen atau substrat. Karenanya, mekanisme ini biasanya terjadi
pada suatu pusat karbon primer yang tak terhalang. Jika terdapat halangan
sterik pada substrat dekat gugus pergi, seperti pada pusat karbon tersier,
substitusi yang terjadi lebih suka mengikuti mekanisme SN1 dibandingkan SN2,
(SN1dapat pula disukai bila zat antara kabonkation yang stabil dapat terbentuk.
Daftar Pustaka
Fessenden, Ralp J dan
Fessenden, John S. 1989. Kimia Organik, Jld 2, 3ed. Terjemahan
A.H Pudjatmaka, Penerbit: Erlangga.
Morrison, R.T. &
Boyd, R.N. 2002. Organic Chemistry. Sixth Edition. New Delhi:
Prentice-Hall of India.
Setyarini, dkk.
2013. The Effectiveness of Stereochemistry Based on 3D Visualization of
Molecules in Improving Spatialability. Jurnal: Universitas Lampung.
Permasalahan
1. Apa yang
menyebabkan reaksi substitusi umumnya terjadi pada senyawa jenuh (tunggal)
tanpa terjadi perubahan ikatan karakteristik (tetap jenuh)?
2. Mengapa penyerangan pada
SN2 dapat terjadi jika rute sisi belakang penyerang tidak terdapat halangan
sterik oleh substituen?
3. Mengapa pada mekanisme
reaksi substitusi nukleofilik SN2 salah satu ikatan terputus dan satu ikatan
lainnya terbentuk secara bersamaan atau terbentuk dalam satu tahapan?
Perkenalkan nama saya Tiurma Refina Silaban (RSA1C117011) saya akan menjawab permasalahan nomor 1 menurut literatur yang saya baca, Reaksi substitusi umumnya terjadi pada senyawa jenuh (tunggal) tanpa terjadi perubahan ikatan karakteristik (tetap jenuh). Suatu reaksi subtitusi terjadi bila sebuah atom atau gugus yang berasal dari pereaksi menggantikan sebuah atom atau gugus dari molekul yang bereaksi. Subtitusi dapat terjadi pada karbon jenuh maupun tidak jenuh.
BalasHapusR – X + R’ – Y ---> R – Y + R’ – X
Atom karbon ujung suatu alkil halida mempunyai muatan positif parsial. Karbon ini bisa mudah diserang oleh anion dan spesi lain yang mempunyai sepasang elektron menyendiri (unshared) dalam kulit luarnya. Dihasilkan reaksi subtitusi ion atau gugus disubstitusikan untuk (menggantikan) atom, atau gugus lain.
Semoga dapat membantu :)
Saya Indah dengan nim RSA1C117005 akan membantu memecahkan masalah nomor2. Menurut literatur yang saya baca, penyerangan pada SN2 dapat terjadi jika rute sisi belakang penyerangan tidak terdapat halangan sterik oleh substituen atau substrat, karenanya mekanisme ini biasanya terjadi pada suatu pusat karbon primer yang tak terhalang. Jika terdapat halangan sterik pada substrat dekat gugus pergi, seperti pada pusat karbon tersier, substitusi yang terjadi lebih disukai mengikuti mekanisme SN1 dibanding SN2 (SN1 dapat pula disukai bila zat antara karbokation yang stabil dapat terbentuk).
BalasHapusSekian terimakasih semoga bermanfaat.
Assalamualaikum, nama saya misnawati dengan nim RSA1C117004, disini saya akan mencoba menjawab pertanyaan putri iga yang nmr 3. Pada reaksi subsitusi mengapa ada yang terputus dan terbentuk. Pertama kita harus pahami terlebih dahulu apa itu substitusi (pergantian) nah arti pergantian itu lah yang menyebabkan adanya reaksi yang terputus dan reaksi penggabung. Yang terputus akan membentuk senyawa atau atom yang sendiri dan yang sendiri akan bergabung dengan reaksi yang memutuskan. Mungkin itu saja dari pengetahuan singkat saya, semoga bermanfaat, terimakasih.
BalasHapusWassalamu'alaikum