VII. Data Pengamatan
NO
|
PERLAKUAN
|
HASIL PENGAMATAN
|
1
|
2,5 gr asam salisilat
kering + 4 ml glasial asem asetat + 2 tetes H2SO4 pekat dan dipanaskan sambil
diaduk hingga 15 menit
|
Larutan berwarna kuning
|
2
|
Dingingkan + 50 ml air
sambil diaduk, kemudian didinginkan dalam pendingin sampai proses kristalisasi
sempurna
|
Terbentuk kristal
|
3
|
Kristalnya disaring dengan
corong buchner, lalu dibilas erlenmeyer dengan filtratnya lalu dikeringkan
|
Masih terdapat air pada kristal
|
4
|
Dilakukan rekristalisasi:
·
kristal
+ lebih kurang 5 ml etanol-air 50% sampai semua kristal larut dan dipanaskan
·
diasring
campuran tersebut
·
didinginkan
dengan es batu
|
Terbentuk kristal
|
5
|
Disaring dengan corong
buchner dan kristal ditimbang. sebelumnya dikeringkan terlebih dahulu
|
Terbentuknya kristal bening tajam
Berat : 2,0659 gram
|
VIII. Pembahasan
Pada percobaan kali ini, pertama kami harus menambahkan 2,5 gr asam salisilat kering kedalam erlenmeyer, 4ml glasial asam asetat, 2 tetes H2SO4 pekat. Hasil dari langkah ini adalah campuran tersebut larut dan berwarna kuning. Penambahan asam sulfat ini dilakukan ddiawal atau terlebih dahulu bertujuan agar tidak terbentuk metil salisilat sebelum waktu yang diinginkan. Langkah selanjutnya memanaskan larutan tersebut pada suhu 50-60 derajat Celcius selama 15 menit sambil terus diaduk. Pada pemanasan ini tidak ditambahkan air karena itu dapat menyebabkan glasial asam asetat berikatan dengan air dan dapat membentuk asam asetat, asam salisilat dan aspirin sedikit larut pada air.
Setelah proses pemanasan selesai selanjutnya dinginkan larutan tadi sambil ditambahkan 50 ml H2O dan dimasukkan ke dalam ice bath agar terbentuk kristal dan bisa di rekristalisasi kan ulang. Pada pencampuran air terdapat asap dan warna nya berubah menjadi putih susu. Setelah terbentuk krsital kita reksristalisasi larutan tersebut dengan menambahkan 5 ml etanol-air 50% sambil dipanaskan agar semua kristal melarut sempurna dan bisa kita lanjutkan ketahap berikutnya. Dan setelah terbentuk kristal, kristal tersebut kita saring kembali, pada proses penyaringan akan ada kristal yang menempel pada corong buchner. Setelah didapat filtrat, filtratnya kita dinginkan didalam ice bath kembali agar terbentuk kristal lalu disaring kembali. Kristal yang diapat dikeringkan dulu setelah itu di timbang.
Dipercobaan ini akan terjadi yang namanya reaksi esterifikasi, dimana reaksi ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor :
- Waktu reaksisemakin lama waktu reaksi kemungkinan kontak antara zat semakinbesar sehingga akanmenghasilkan konversi yang benar jika kesetimbangan reaksi sudah tercapai.
- Pengadukanpengadukan ini akan menammbah frekuensi tumbuhan antara molekul zat yang bereaksi sehingga mempercepat reaksi & reaksi akan terjadi sempurna.
- Katalisatorkatalis berfungsi untuk mengurangi tenaga aktivasi pada waktu reaksi sehingga pada suhu tertentu hatga konstanta kecepatan reaksi semakin besar.
- Suhu reaksisemakin tinggi suhu yang dioperasikan maka akan semakin banyak pula konversi tang dihasilkan.
Video hasil Praktikum kelompok 3:
IX. Pertanyaan Pasca Praktikum
- Mengapa penambahan asam sulfat pekat harus dilakukan diawal tahapan ?
- Mengapa pada proses penyaringan juga ada terbentuk kristal pada sela-sela corong buchner?
- Mengapa anhidrat aasetat digantikan dengan glasial asam asetat? apakah tidak ada pengaruh lain yang ditimbulkan dari pergantian salah satu zat yang digunakan?
X. Kesimpulan
- Pembuatan aspirin dengan penambahan asam salisilat dengan asam asetat anhidrat dengan reaksi esterifikasi mnggunakan katalis asam sulfat pekat.
- Asam salisilat merupakan salah satu obat anti inflamasi non steroid golongan salisilat.
- Asam salisilat memiliki kandungan utama asam asetil salisilat (aspirin)
XI. Daftar Pustaka
Kuntari, dkk. 2017. Verifikasi metode penentuan asetol dalam obat sakit kepala dengan metode spektrofotometri. Jurnal sains
dan teknologi : UII.
Rizal, Irvanda. 2016. Analisa Kimia Kuantitatif edisi keenam. Jakarta : Erlangga.
Siswanto, Agus. 2016. Validasi metode HPLC untuk penetapkan aspirin dan asam salisilat dalam
plasma kelinci secara simultan. Jurnal kefarmasian Indonesia.
Soekarjo, dkk. 2016. Uji aktivasi analgesik asam 2-(3-(klorometil) Benzoilloksi) Benzoat dan asam
2-(4-(Klorometil)Benzoiloksi) Benzoat pada tikus wistar jantan dengan metode plantar test. Jurnal
Farmasi Sains & Komunitas. ISSN :1693-5683. vol.13 No.1.
Tim Kimia Organik II. Penuntun Praktikum Kimia Organik II. Jambi : UNJA
1. agar tidak terbentuk metil salisilat sebelum waktu yang didinginkan
BalasHapus2. Karena pada saat ingin melakukan rekristalisasi membutuhkan suasanan yang dingin,kemungkinan batang dari corong tersebut ikut diingin sehingga terbentuk kristal dibatang corong tersebut dan secara tidak langsung batang nya menyentuh air es sehingga terbentuknya kristal.
BalasHapus