I.
J udul : Skinning Fitokimia Senyawa Bahan Alam
II.
Hari/Tgl : Rabu, 16 Oktober 2019
III.
Tujuan :
Adapun
tujuan dari praktikum kali ini sebagai berikut:
1. Dapat
mengenal dan memahami teknik-teknik skinning fitokimia bahan alam
2. Dapat
mengetahui jenis-jenis pereaksi yang digunakan dalam skinning fitokimia bahan
alam
3.
dapat melakukan skinning fitokimia
bahanalam dari suatu simplisia tumbuhan.
IV. Landasan Teori
Kandungan
kimia yang terdapat pada makhluk hidup berdasarkan pada cara terbentuk dan
fungsinya dapat dikelompokkan atas dua kelompok besar yaitu: (1) Metabolit
primer, yang merupakan senyawa organik yang terlibat dalam proses metabolisme
dalam makhluk hidup tersebut seperti karbohidrat, lipid, protein, dan asam-asam
amino. (2) Metabolit sekunder, yang merupakan hasil samping proses metabolisme
seperti alkanoida, steroida/terpenoida, flavonoida, fenolik, kumarin, kuinon,
saponin, tannin, lignin, dan glikosida dll yang dokenal sebagai kimia bahan
alam (Tim Kimia Organik II,
2019).
Skinning fitokimia adalah metode analisis untuk menentukan
jenis metabolit sekunder yang terdapat dalam tumbuhan-tumbuhan karena sifatnya
yang dapat bereaksi secara khas dengan pereaksi tertentu. Skining fitokimia
dilakukan melalui serangkaian pengujian dengan menggunakan pereaksi tertentu (Sastrohamidjojo, 2010).
Metabolit
sekunder merupakan senyawa yang tidak terlibat langsung dalam pertumbuhan,
perkembangan, atau reproduksi makhluk hidup namun senyawa ini bisa digunakan
untuk perkembangan dan pertumbuhan tanaman. Pemanfaatan dari zat metabolit
sekunder sangat banyak metabolit sekunder yang dapat dimanfaatkan dalam bidang farmakologi,
diantaranya sebagai antioksidan, antibiotic, antikanker, antikoagulan darah,
menghambat eter karsinogenik, selain itu metabolit sekunder juga dimanfaatkan
sebagai antigen pengendalian hama yang ramah lingkungan (Energina, 2014).
Beberapa tanaman
satu familia dengan mahoni, yaitu meliacea telah banyak diteliti dan dilaporkan
adanya kandungan senyawa metabolit sekunder bioaktif. Hasil uji pendahuluan
menunjukkan sampel kulit mahoni yang diambil dan tanaman local asal malang, member
indikasi bahwa ekstark kulit mahoni mengandung senyawa metabolit sekunder
golongan saponin, alkaloid dan fenolik (
Qodri, 2014).
V. Alat dan Bahan
Alat:
1.
Tabung reaksi 20 buah
2.
Erlenmeyer 250 ml
3.
Plat tetes
4.
Gelas kimia 200 ml
5.
Pipet tetes
6.
Lumpang
7.
Corong gelas
8.
Gelas Ukur
Bahan:
1.
Pereaksi dragendrof
2.
Pereaksi Mayer
3.
Pereaksi Wagner
4.
Shinoda
5.
Kloroform
6.
Etanol
7.
Metanol
8.
Heksan
9.
NaOH padatan
10. Iodine
11. Brusin
12. KI
VI. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pada percobaan
ini adalah sebagai berikut :
a) Pemeriksaan
Alkaloida
1. Dihaluskan
simplisia tumbuhan sebanyak 2-4 gr pada lumpang dengan menambahkan sedikit
kloroform dan pasir bersih (silica).
2. Bahan
tumbuhan yang sudah halus dibasahi dengan 10ml kloroform, lalu gerus lagi dan
ditambahkan 10 ml kloroform amoniak 1/20 N dan gerus lagi.
3. Saring
bahan yang telah digerus tadi kedalam tabung reaksi, tambahkan 10 tetes larutan
asam sulfat 2N, lalu dikocok.
4. Dipisahkan
dan didekantasikan lapisan asam kedalam tiga tabung reaksi kecil dan
masing-masing tabung ditambahkan dengan satu tetes pereaksi Meyer, Wagner, dan
Dragendorf.
b) Pemeriksaan
Steroid dan Terpenoid
1. Dimasukkan
simplisia tumbuhan 5 gr kering yang telah dirajang halus kedalam erlenmeyer 250
ml. Lalu tambahkan dengan 25 ml etanol dan diaduk-aduk.
2. Panaskan
diatas penangas air selama 10 menit (jangan menggunakan api langsung), dan
saring dalam keadaan panas.
3. Diuapkan
filtrat pelarutnya dengan rotary evaporator atau dengan menggunakan penangas
air sehingga diperoleh ekstrak pekat etanol.
4. Dititrasi
ekstrak pekat etanol dengan sedikit eter dan beberapa tetes larutan eter
ditempatkan dalam 2 lobang plat tetes dan biarkan kering.
5. Ditambahkan
2-3 tetes anhidrida asam asetat, diaduk dengan hati-hati.
6. Ditambahkan
1 tetes asam sulfat pekat dan amati perubahan warna yang terbentuk.
7. Periksalah
reaksi dengan menambahkan asam sulfat pekat pada lobang plat tetes yang satu
lagi, amati warna yang terjadi. Kalau terbentuk warna yang sama sangat boleh
jadi contoh tumbuhan yang diperiksa tidak mengandung terpenoida tapi senyawa
lain yang bereaksi dengan asam sulfat pekat.
c) Pemeriksaan
Flavonoida
1. Diekstrasksi
0,5 gr simplisia tumbuhan yang telah dihaluskan dengan 10 ml etanol panas
selama 5 menit dalam tabung reaksi.
2. Disaring
hasil ekstrak dan filtratnya ditambahkan beberapa tetes HCl pekat, lalu
ditambahkan lebih kurang 0,2 gr bubuk magnesium. Bila timbul warna merah tua,
menandakan contoh mengandung flavonoid. Cara uji teknik shinoda (Mg+HCl).
3. Cara
lain pengujian flavonoid, dengan menambahkan ekstrak etanol diatas dengan 2
tetes NaOH 10% . adanya flavonoid ditandai dengan perubahan warna
kuning-orange merah.
d) Pemeriksaan
Saponin
1. Dimasukkan
lebih kurang 0,5 gr bahan tumbuhan kedalam tabung reaksi, lalu tambahkan 10 ml
air panas dan biarkan menjadi dingin kemudian dikocok selama 10 detik.
2. Bila
terbentuk busa yang stabil setinggi 1-10cm selama 10 menit tidak hilang saat
penambahan 1 tetes asam klorida 2N pada perlakuan ini, berarti tes saponin
adalah positif.
e) Pemeriksaan
Kuinon
Dipotong-potong
halus simplisia tumbuhan, kemudian diekstraksi dengan eter. Jika warna contoh
yang diuji masuk kedalam pelarut eter boleh jadi zat warna yang ada adalah
kuinon.
f) Pemeriksaan
Kumarin
Ekstrak metanol
atau ekstrak dari simplisia tumbuhan dapat dideteksi keberadaan kumarinnya
dengan cara ekstrak etanol atau metanol dari contoh kromatografi lapis tipis,
dengan menggunakan eluen etil asetat atau etil asetat : metanol (9:1) atau
(8:2). Dibawah sinar ultraviolet gelombang panjang 360 nm kumarin biasanya akan
berfloresensi biru dan kalau noda ini diberi uap ammonium akan terlihat noda
yang berwarna kuning.
Permasalahan
- Mengapa pada video diatas hanya melakukan uji pada metabolit sekunder saja?
- Mengapa pada uji flavonoid ditambahkan
ekstrak etanol sebanyak 2 tetes? Apa fungsi ekstrak etanol pada pengujian ini?
- Bagaimana Simplisia tumbuhan dapat dideteksi keberadaan kumarinnya hanya dengan cara ektrak etanol?
no2 pada uji steroid dan terpenoid ini adalah sebagai zat pereduksi sehingga mampu menunjukkan hasil warna dari simplisia setelah diuji. asam sulfat pekat digunakan dalam uji steroid dan terpenoid ini karena H2SO4 ini merupakan oksidator kuat yang mampu mereduksi dengan cepat.
BalasHapus3. karena ekstrak etanol tersebut dapat dicari keberadaan kumarinya dengan menggunakan kromatografi lapis tipis yaitu dengan dengan menggunkan eluen etil asetet dengan metanol, dibawah sinar ultraviolet sehingga didaptkan hasil kumarinya.
BalasHapus1. karena yang diuji itu berupa pengujian adanya senyawa alkanoid, terpenoid, steroid dll itu merupakan senyawa metabolit sekunder. namun jika yang diuji yaitu keberadaan senyawa organik yang terlibat dalam proses metabolisme dalam makhluk hidup tersebut seperti karbohidrat, lipid, protein, dan asam-asam amino iu merupakan senyawa metabolit primer
BalasHapus