I.
Judul : Isolasi Senyawa p-Metoksi Sinamat dari Kencur
II.
Hari/Tgl : Rabu, 30 Oktober 2019
III.
Tujuan :
Adapun tujuan dilakukannya praktiukum ini sebagai
berikut:
1.
Dapat
menguasai teknik-teknik isolasi bahan alam khususnya senyawa Fenilpropanoid.
2.
Dapat
mengenal sifat-sifat kimia fenilpropanoid melalui reaksi-reaksi pengenalan yang
spesifik.
IV. Landasan Teori
Kencur merupakan tanaman
tropis yang banyak tumbuh di kebun, pekarangan, yang digunakan sebagai bumbu
dapur dan termasuk salah satu tanaman obat tradisional Indonesia. Senyawa kimia
yang terkandung didalam kencur antara lain: etil p-metoksi sinamat, etil
sinamat komponen yang utama, p-metoksistiren dll. Kadar etil p-metoksi sinamat
dalam kencur cukup tinggi biasa mencapai 10% karena itu dengan mudah bisa di
isolasi dari umbinya menggunakan pelarut petroleum atau etanol (Tim
Praktikum Kimia Organik II. 2019).
Etil p-metoksi sinamat yang merupakan
komponen utama yang memiliki pusat-pusat reaktif yang potensial untuk reaksi
kimia. Antara lain ilatan rangkap terkonjugasi, cincin aromatic yang diaktifkan
oleh gugus metoksi dan gugus fungsi eter. Karenanya, dapat dilakukan beberapa
reaksi antara lain hidrolisa eter, demetilasi, transformasi eter menjadi gugus
lain. Khususnya untuk hidrolisa etil p-metoksi sinamat ini menghasilkan asam
p-metoksi sinamat. Sedangkan transformasi gugus eter dapat dilakukan melalui halide
asam yang jauh lebih reaktif untuk ditransformasikan menjadi gugus yang
ditargetkan
(Kumoro. 2015).
(Kumoro. 2015).
Rimpang kencur merupakan tanaman yang
ternilai cukup fungsi sehingga banyak dibudidayakan dan digunakan sebagai bumbu
makanan atau untuk pengobatan tradisional seperti jamu. Jika mengkonsumsi
secara langsung rimpang kencur dapat mengobati sariawan. Dimana kandungan zat
aktif berupa flavonoid, tannin, dan saponin dalam rimpang kencur memiliki sifat
antijamur yang dapat memberikan efek sinersi terhadap pertumbuhan jamur (Rahmi, dkk. 2016).
Rimpang kencur mengandung beberapa
senyawa seperti minyak atsiri (2,5-4%), etil sinamat, dinamaldehid,
evkalipazol, asam metal p-kromat, etil ester dan etil p-metoksi sinamat. Etil
p-metoksi sinamat merupakan salah satu kandungan fitokimia utama dari tanaman
rimpang kencur yang biasa digunakan untuk kosmetik, menanam, insektisida dan
obat. Reaksi hidrolisis etil p-metoksi sinamat dilakukan dalam suasana basa.
Reaksi hidrolisis suatu ester dalam suasana basa dikenal pula dengan reaksi
saponifikasi. Mekanisme reaksi yang terjadi pada reaksi hidrolisis ester dalam
suasana basa adalah melalui tahap adisi-nukleofilik dari basa OH- terhadap gugus karbonil yang membentuk intermediet
tetrahedral. Reaksi pada tahap ini biasanya berlangsung dengan lambat (Fareza, dkk. 2017).
V. Alat dan
Bahan
5.1 Alat
1.
Erlenmeyer 250
ml
2.
Kertas saring
3.
KLT
4.
Penangas air
5.
Corong Buchner
6.
Labu bulat
7.
Corong biasa
8.
Evaporator
9.
Alat
ukur TI
10.
Alat
Destilasi
5.2 Bahan
1.
Kencur
yang telah ditumbuk
2.
Kloroform
3.
Etanol
4.
NaOH
5.
Metanol
6.
Asam
Sulfat Klorida
VI. Prosedur Kerja
Adapun
prosedur kerja pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Isolasi Etil p-Metoksi Sinamat
a)
Dimasukkan serbuk
kencur kedalam Erlenmeyer 250ml
b)
Direndam dengan 100ml
klorofrom
c)
Dihangatkan pada
penangas air sambil digoyang-goyang
d)
Dibiarkan selama
setengah jam pada temperature kamar kemudian saring
e)
Dipisahkan residu
kencur dan ulangi perkolasi sekali lagi menggunakan pelarut dengan jumlah yang
sama
f)
Diperoleh filtrate
kemudian digabung dan dipekatkan dibawah tekanan rendah (evavorator) sampai
volume larutan kira-kira setengahnya
g)
Didinginkan larutan
pekat dalam air es, padatan yang terbentuk disaring dengan corong Buchner ,
filtrate dipekatkan sekali lagi dan padatan yang kedua setelah disaring
digabung kemudian ditimbang
h)
Dihitung rendemennya!
Reksistalisasi dilakukan dalam klorofrom.kemudian diukur titik lelehnya dan
bandingkan dengan literature (45-50ºC)
2. Pemeriksaan Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
a)
Dilarutkan
sampelkristal hasil isolasi dalam petroleum eter menggunakan kapiler ditotolkan
pada plat KLT ukuran 2x5 cm.
b)
Digunakan etil
p-metoksi sinamatdan asam p-metoksi sinamat standar sebagai pembanding pada
jarak 0,5 cm dari bawah
c)
Dimasukkan dalam
chamber yang telah dijenuhkan dengan eluen kloroform , pengamatan bercak
dilakukan dengan melihatnya dibawah lampu UV atau dimasukkan kedalam chamber
iodium
d)
Dihitung rf-nya dan
dibandingkan dengan standar
3. Pemeriksaan Spektroskopi Ultra Violet
a)
Dilarutkan Kristal
hasil isolasi dalam methanol
b)
Dibuat spectrum ultra
violetnya pada daerah panjang gelombang 200-300 nm
4. Pemeriksaan
Spektroskopi Infra Merah
a)
Dibuat pellet Kristal
hasil isolasi dengan KBr kering
b)
Dibuat spectrum infra
merahnya
Permasalahan:
1. Mengapa pada reaksi
hidrolisis etil p-metoksi sinamat hanya dilakukan dalam suasana basa?
2.
Setelah melalui tahap
adisi-nukleofilik dari basa terhadap gugus karbonil yag membentuk intermediet tetrahedral, selanjutnya tahap apalagi yang akan terjadi
?
3. Jelaskan, apakah bisa reaksi
hidrolisis suatu eter terjadi dalam suasana asam?
1. Karena pada reaksi hidrolisis suatu ester didalam suasana basa ini dikenal dengan reaksi saponasi, dimana mekanisme dari reaksi yang terjadi pada tahap hidrolisis ester ini dilakukan melalui tahap adisi nukleofilik dari basa OH terhadap gugus karbonil yang membentuk intermediet
BalasHapus3.bisa saja kita melakukan reaksi hidrolisis suatu ester pada suasana asam hanya saja reaksi esterifikasi nya akan berjalan sangat lambat tidak seperti reaksi hidrolisis pada suasana basa tersebut yang akan bereaksi sangat cepat
BalasHapus2 menurut saya tahap dimana reaksi antara sampel menjadi kristal putih yang merupakan hasil p-metoksi kencur (penyublimasi). mungkin itu terimakasih
BalasHapus