Prosedur
|
Hasil Pengamatan
|
Dimasukkan serbuk ke 250ml Erlenmeyer
|
Serbuk berwarna putih kekuningan dalam kondisi kering
|
Direndam dengan 100 ml kloroform
|
Terdapat selapis larutan kloroforn diatas permukaan serbuk
simplisia rimpang kencur kering
|
Dihangatkan pada penangas air sambil
digoyang-goyang
|
Bau khas dari kencur bercampur dengan bau khas kloroform semakin
kuat, warna larutan semakin memekat dan keruh.
|
Dibiarkan selama setengah jam pada suhu kamar
kemudian saring
|
Larutan kloroform berwarna kuning bening.
|
Dipisahkan residu kencur dan sekali lagi
perkolasi sekali lagi menggunakan pelarut dengan jumlah yang sama
|
Larutan kloroform bercampur ekstrak kencur terpisah dengan serbuk
kasar dari rimpang kencur, diperoleh larutan kuning bening.
|
Filtrat Diperoleh kemudian digabung dan
dipekatkan di bawah tekanan rendah (volume) hingga volume kira-kira
setengahnya
|
Volume berkurang, warna larutan semakin memekat dan keruh.
|
Didinginkan penyelesaian pekat dalam air,
padatan yang terbentuk menyimpang dengan corong Buchner, filtrat dipekatkan
sekali lagi dan padatan yang kedua setelah disaring digabung kemudian
ditimbang
|
Diperoleh Kristal berwarna kuning
|
Dihitung rendemennya! Reksistalisasi
dilakukan dalam klorofrom.kemudian menilai titik lelehnya dan membandingkan
dengan sastra (45-50ºC)
|
Diperoleh titik leleh
|
IX. Pembahasan
Senyawa Etil p-metoksi sinamat
adalah salah satu dari senyawa hasil isolasi dari rimpang kencur yang mana itu
adalah bahan dasar senyawa tabir surya yaitu pelindung kulit dari sengatan
sinar matahari. Metode yang digunakan pada percobaan ini adalah perkolasi. Pada
percobaan ini tidak di jelaskan secara mendetail mengenai preparasi sampel,
karena hal tersebut relevan dengan percobaaan analitik, da dianggap tidak perlu
di jelaskan, namun untuk sekedar informasi untuk melengkapi pembahasan percobaan
ini, saya ingin menjelaskan mengenai preparasi sampel atau determinasi. Pertama
pada praktikum ini mengalami determinasi terlebih dahulu, determinasi ini
dimaksudkan untuk mendapatkan ketelitian dan ketepatan terhadap sampel tanaman yang
akan digunakan untuk ditindak lanjuti kemungkinan mengandung kesalahan dalam
asosiasinya dengan tanaman jenis lain.
Kami menggunakan rimpang kencur pada
percobaan ini. Tahap preparasi dimulai dari pencuccian untuk memisahkan tanah
dan zat-zat pengotor lainnya yang dapat mengganggu, Rimpang kencur tadi
potong-potong sehalus mungkin agar cepat kering. Kemudian dikeringkan untuk
selanjutnya di haluskan dengan menggunakan blender. Penghalusan bertujuan untuk
memperluas permukaan simplisia sehingga interaksi dengan pelarut dapat di maksimalkan.
Untuk merendam simplisia rimpang
kencur yang sudah halus dengan menggunakan pelarut, pelarut yang kami gunakan
adalah kloroform, metode ini biasa kita dikenal dengan istilah Maserasi atau
ekstraksi dingin, maserasi dilakuakan selama satu kali dua puluh empat jam atau
satu malamsatu hari. Maserasi yang dilakukan selama 24 jam ini bertujuan agar sel-sel
pada rimpang kencur dapat aktif, sehingga nanti akan diperoleh ekstrak dengan
kandungan tinggi. Jika prosedur langsung ke proses perkolasi maka kemungkinan
aka nada sel yang tidak mengembang dan tidak mengeluarkan ekstrak yang
mengandung komponen etil p-metoksi sinamat.
Jika ekstraksi dingin bisa dilanjutkan
dengan perkolasi dengan menggunakan pelarut kloroform yang dipanaskan tidak
sampai melebihi titik leleh dari senyawa etil p-metoksisinamat. Temperature
proses perkolasi harus dijaga agar tidak terlalu dingin juga, Karena akan
menyebabkan penyarian yang tidak maksimal. Volume pelarut yang menetes juga
dijaga hanya 2-4 tetes perdetik, kecepatan pelarut dalam melewati simplisia ini
juga menentukan hasil penyarian nantinya, karena jika terlalu cepat maka
pelarut hanya akan melewati sampel tanpa mengekstraksi sampel tersebut dan
berakibat penyarian yang tidak sempurna.
Ekstrak yang telah diperoleh
kemudian diuapkan dengan menggunakan penangas air, namun masih dalam kontrol
temperature dengan menggunakan thermometer, temperature yang digunakan tidak
lebih dari titik leleh senyawa p-metoksi sinamat yaitu 48-49°C. Setelah ekstrak
sekitar 90% pelarut menguap maka ekstrak sampel direndam di dalam air berisi es
tetapi karena begitu sedikit maka akan susah dilakukan penyaringan, maka kami
melanjutkan penguapan sisa pelarut tanpa pemanasan tetapi diangin-anginkan di
dalam suhu ruang, hasil akhir diperoleh Kristal berwarna putih namun cenderung
kekuningan dengan bau yang masih menyerupai bau kencur.
X. Pertanyaan Pasca
1.
Apa yang
terjadi jika kecepatan pelarut dalam simplisia terjadi terlalu cepat?
2.
Mengapa pada
saat tahap Maserasi harus dilakukan selama 24 jam? dan Apakah
itu berpengaruh pada keberhasilan dari percobaan diatas? berikan alasannya.
itu berpengaruh pada keberhasilan dari percobaan diatas? berikan alasannya.
3.
Mengapa kita
harus menjaga temperature saat pemanasan pada proses perkolasi?
XI. Kesimpulan
Isolasi dari senyawa bahan alam terkhususnya etil p-metoksi sinamat
dilakukan mulai dari determinasi, maserasi, perkolasi, kemudian selanjutnya
evaporasi untuk menhilangkan pelarut dan mendapatkan krstal kering.
XII.
Daftar Pustaka
Fareza,
dkk. 2017. Tranformasi Etil p-metoksi sinamat menjadi asam
p-metoksi
sinamat dari kencur beserta uji aktifasi antibakterinya.
Jurnal
Penelitian Kimia. Vol 13 No.2.
Kumoro, A. 2015.
Teknologi Ekstraksi Senyawa Bahan Aktif dari
Tanaman
Obat. Yogyakarta: Plantaxia.
Rahmi, Dkk. 2016. Potensi
Esktrak Rimpang Kencur Menghambat
Pertumbuhan Candida Altecoins. Medical
Laboratory Technologty
Jurnal. Vol.
2 No. 2
Tim Praktikum
Kimia Organik II. 2019. Penuntun Praktikum Kimia
Organik II. Jambi: UNJA
Widya aria ningsih (RRA1C117001)
BalasHapus3.Karna agar tidak melebihi titik lelehnya ,jika melebihi titik leleh akan mengakibatkan turunnya kualitas kelarutannya.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus1. Apabila pelarut terlalu cepat maka pelarut hanya akan melewati sampel tanpa mengekstraksi sampel tersebut dan akan menyebabkan penyarian yang tidak sempurna.
BalasHapus2. anda harus tau bahwa prinsip maserasi adalah untuk pengikatan/pelarutan zat aktif berdasarkan sifat kelarutannya dalam suatu pelarut, penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari yang sesuai. waktu untuk perendaman tersebut tergantung dari jumlah dan jenis simplisia yang di gunakan. dan juga maserasi merupakan teknik ekstraksi bisa tanpa pemanasan ataupun dengan pemanasan, intinya ekstraksi menggunakan maserasi ini merupakan ekstraksi yang paling sederhana walau memakan waktu yang agak lama
BalasHapus